Tazkia's. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Lagi?

           Tulisan ini kumulai untukmu. Walau kamu tak mungkin membacanya. Tak menggoyahkanku untuk menyerah begitu saja. Membiarkan kata-kata terbelenggu di alamnya.

Malam ini, kututup mataku, kulihat kembali sedikit rekaman yang terlalu sering mengusikku. Bayangmu. Perbedaan hanya milik waktu. Semua terasa sama, senyum yang sama, air mata yang sama, cinta yang sama, seseorang yang sama. Kuputar tuas memori ini, menampilkan hal hal yang tak teringat olehmu dan hati. aku yakin, aku akan merindukan setiap kata yang tkau ucapkan, setiap tawa yang kau lantunkan, bahkan setiap rasa acuhmu yang kau tampakkan. Sudah terlewat lampau nampaknya kita tak lagi memiliki riwayat obrolan. Bukannya aku ingin mengemis sapamu, memintamu mengasihani diri yang merindu, bukan. Aku tidak memintamu kembali. walaupun sangat terbersit keinginan memeluk namamu dalam namaku. Kesanmu yang menganggapku tidak pernah tercipta biarlah, aku akan seperti ini, membiarkan angin membisikkannya untukmu. membisikkan rangkaian pesan tak tersampaikan. Ku titipkan rindu kepada teknologi bernama Doá. Kuserahkan semua kepada Tuhan. Meskipun rasa penasaran itu tetap ada. penasaran yang berubah menjadi angan buruk, tentang siapa wanita beruntung yang tercatat namanya di undangan, bersanding dengan namamu kelak. Akankah dia merasakan kebahagiaan luar biasa yang kurasakan? tentu.

pertanyaan itu seakaan menusuk walau hanya angan. Bahkan mengucapkannya akan membutuhkan perjuangan bagiku saat ini. Saat ini, dimana usia kita masih sangat jauh untuk kata "menikah".
"kita"? subhanallah. membatin lafal "kita" saja sudah membuat mata menggenang. Membayangkan mata itu, mata teduh itu. ditambah senyuman bibir merah alami, sungguh itu akan menjadi anugrah yang tak hingga indahnya. Tetapi, apakah pantas? apakah pantas seorang diriku untuk hidupmu? Aku bukan peramu ilmu, penyejuk Qalbu, pemilik paras sebaya seleramu. aku, bahkan jauh dari anganmu. Celaka, bagimu aku bukan siapa-siapa, namun dirimu bagiku segalanya.

Usaha melupakanmu ditolak mentah oleh otak dan hati. Untuk apa melupakan hal indah? jika seseorang mempunyai jawaban atas itu, baik akan kuusahakan lebih keras. detik ini, disini, aku hanya ingin kau tahu.














aku merindukanmu.


















sangat.























walau kau takkan tahu................

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar