Tazkia's. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pendidikan?

ditulisan kali ini gue mau mencantumkan beberapa pertanyaan dan pernyataan seputar uneg-uneg tentang dunia pendidikan Indonesia. Bukan ingin sok tahu, atau sok mengkritik dsb. disini posisi gue hanya sebagai pelajar yang istilahnya mau sekedar curhat atau berpendapat tentang semua ini(?)
mungkin bukan hanya gue sendiri yang merasakan hal-hal ini, mungkin dari kalian-kalian entah secara sadar ataupun ngga pernah bertanya hal-hal seperti ini. gue tahu kalau pendidikan Indonesia sedang gencar-gencarnya dilakukan perombakan, namun justru banyak hal yang bikin gue bingung. bukan hanya kepada sistemnya namun juga kepada murid-muridnya.
so, ini beberapa pertanyaan gue yang entah berntah tak berujung jawaban :

1. Mengapa sekolah harus kurang lebih 8 jam perhari selama seminggu full 6 hari?
   
         8 jam bukanlah waktu murni, hal tsb belum ditambah jam mengerjakan tugas kelompok dan les-les tambahan. gini, biasanya orang-orang mendaftar les itu untuk meningkatkan efisiensi belajar mereka di sekolah. mungkin beberapa juga beralasan untuk mengasah skill. tapi untuk anak SMA, jujur saya jarang mendengar alasan yang kedua itu. 8 x 6 =  48. kurang lebih seminggu kita habiskan 50 jam disekolah. Apa belajar hanya terdapat disekolah? sadarkah kalau sekolah menjelaskan sebagian besar hanya teori? apa sekolah menjamin terasahnya seluruh skill yang dimiliki setiap individu? apa sekolah mengajarkan sebuah pelajaran hidup? apa sekolah mengajarkan bagaimana cara bertahan hidup? apa sekolah mengajarkan cara melamar pekerjaan yang benar? apa sekolah mengajarkan cara bertahan dala suatu pekerjaan? apakah kita belajar berwirausaha langsung ketika belajar kewirausahaan? apakah soal-soal Ujian Nasional akan diingat sebuluan setelahnya? gue jamin soal UN hanya bertahan paling lama beberapa setelahnya. lalu mereka akan lupa. kalaupun ingat, apa yang bisa kita perbuat? kita hanya tahu caranya menjawab, bukan mengimplementasikannya ke kehidupan nyata. Finlandia merupakan  negara terbaik dalam segi pendidikan. mereka hanya memakai jam belajar selama 30 jam/minggu. tentu jika hal tsb diterapkan di Indonesia, anak-anak indonesia dapat mengasah kemampuannya dibidang lain (ekskul) yang tidak diajarkan di sekolah. antara lain, mengasah otak kanan mereka, dengan hal-hal yang mereka cintai. dengan kata lain, kita tidak hanya memproduksi mesin olimpiade sains, tapi juga anak-anak emas dalam berbagai bidang. jadi, sekolah hanya setengah hari lalu dilanjutkan dengan ekskul. sehingga anak-anak tidak terbebani oleh bab pelajaran yang sangat banyak ditambah dengan PR, namun juga dapat merefresh otak mereka setiap harinya dengan melakukan hal positif yang mereka sukai. bayangkan, sudah sekolah dari jam set.7 hingga jam set.4 ditambah les dan bimbel, pulang sampai rumah pukul set.8 atau lebih, ditambah mengerjakan PR dan kelompok hingga malam, belum lagi ada ulangan keesokan harinya. sudah seperti itu orang tua tetap bertanya "kamu kok ngga belajar?" ampun-_-. lalu kapan waktu untuk mengasah hobby, mengasah kegemaran? jangan salahkan kalau disekolah kami tidak maksimal, atau kerap tertidur karena otak manusia tidak bisa di push under pressure. namun hal ini juga dapat menjadi boomerang bagi kita sendiri jika tidak dilaksanakan dengan benar. mengapa? karena bagi mereka-mereka murid tak bermoral, akan memanfaatkan hal ini untuk nongkrong-nongkrong, tawuran, pacaran, mejeng tak bertujuan yang hanya akan mengganggu pengguna jalan. mungkin jalan terbaik adalah memperbaiki moral terlebih dulu untuk yang satu itu ckckck. apakah dengan menambah jam belajar adalah cara paling efektif untuk meningkatkan kualitas pelajar bangsa? tolong pikirkan lagi.

2. Mengapa seluruh murid dituntut untuk menguasai seluruh pelajaran yang ada?

           mengapa saya menganggap itu sebuah tuntutan? karena telah diterapkan sistem KKM yaitu dimana seluruh murid harus minimal mencapai target tsb. jika tidak mencapainya maka akan diadakan remedial, dimana remedial tsb menurut saya adalah mesin penghancur mental. sugesti yang tertanam adalah sebuah kegagalan. hal ini mengakibatkan murid terpaku pada perolehan nilai bukan ilmu. dan guru juga terpaku oleh hasil bukan proses. di kurikulum 2013 menerapkan sistem kognitif, sikap, dan keterampilan. okay itu menilai proses, namun apa fungsinya jika masih diterapkan KKM? murid tetap akan mati-matian melewati itu dengan segala cara. hal tsb menurut saya kurang efektif, didukung dengan jam belajar yang terlalu banyak, dan ditambah oleh bombardirnya tugas individu dan kelompok. karena kita semua mengetahui kalau setiap murid mempunyai kecerdasan intelegen yang berbeda. ada yang memang cenderung menggunakan otak kiri yang didesain memang untuk menguasai pelajaran-pelajaran tsb, atau ada yang memang terlahir dengan kecerdasan lain misalkan musik, atau olahraga, yang menggukan otak kanan untuk dapat menaklukannya. sering kali ketika berada disekolah seseorang yang dianggap pintar adalah seseorang yang tidak pernah remed, dan mendapat peringkat 1 dikelasnya. mereka yang jago dilain kecerdasan tidak terekspos. satu lagi yang saya tekankan. yaitu sistem RANKING. hal tsb hanya membuat murid minder dan terpuruk jika mengetahui dirinya tidak rank 10 besar atau 5 besar atau dsb. belum lagi tekanan dari keluara yang menuntut untuk mendapat rank bagus, sedangkan kecerdasannya tidak terletak pada penguasaan teori yang digunakan. misalnya murid tersebut cerdas dalam hal tulis menulis, atau bernyanyi atau bagus dalam memecahkan masalah. hal tsb mmbuat murid semakin tidak percaya diri dan rentan merasa pesimis atas dirinya. apa itu tujuannya? kita melupakan kalau para murid memerlukan banyak motivasi, dorongan dan penyemangat. hal tsb lebih kuat efeknya untuk diri mereka lebih mengembangkan diri daripada kalimat-kalimat yang menjatuhkan dan omelan-omelan yang justru membuat down mereka dan berputus asa. jika mengalami kesalahan guru kerap mengomeli tau mengeluarkan kalimat menyecar "kamu tidak belajar ya? kamu ngapain aja dari kemarin? kamu ini selalu remedial, temanmu yang lain tidak" lebih buruk lagi jika mengeluarkan kalimat-kalimat pembanding yang sangat jelas melukai perasaan seseorang dan membuat dirinya tidak percaya diri. mengapa tidak, jika terdapat murid yang kurang, diberikan banyak motivasi yang membangun, disemangati secara face to face bukan dengan cara membicarakannya di kelas dan diperdengarkan oleh seluruh murid. dan sekali lagi, mengapa murid harus menaklukkan seluruh pelajaran sedangkan guru hanya 1? mengapa tidak biarkan murid memilih pelajaran yang ia suka dan tidak? jadi siswa tidak membawa beban yang harus dituntaskan.

3. Mengapa harus selalu belajar teori di kelas? mengapa tidak diperbanyak praktek dan projek?

         percayalah, murid akan senang diajak belajar dengan cara yang berbeda daripada harus duduk sepanjang hari di dalam kelas. misalkan untuk pelajaran Kewirausahaan, murid diajak berjualan sungguhan di suatu tempat. lalu pelajaran sejarah, membuat sebuah drama atau film dokumenter dsb. hal tsb mungkin sudah diterapkan pada sekolah-sekolah internasional. sebelumnya di Indonesia dikenal dengan sekolah RSBI yang beberapa waktu lalu telah dihapuskan oleh pemerintah. sebenarnya saya setuju dengan keputusan tsb. karena menurut saya hanya akan menimbulkan kesenjangan sosial atau yang lebih parah yaitu diskriminasi antara murid yang mendaftar di sekolah RSBI dan yang hanya mendaftar di program Regular. kalau diperhatikan RSBI itu hanya sekedar nama belaka. Rintisan Sekolah Berstandart Internasional. coba kalau kita telaah, apakah benar standart internasional? kalau begitu menggunakan kurikulum Internasional dong? tidak ada Ujian Nasional dong? menggunakan metode belajar seperti sekolah-sekolah internasional pada umumnya, yang mengguakan metode projek sebagai sarana pembelajaran? yang menggunakan english as media secara keseluruhan? saya beranggapan kalau perbedaan antara RSBI dengan Non RSBI tidak terlalu signifikan. dilihat dari kualitas siswa, guru, dsb. perbedaan hanya pada fasilitas dan biaya sekolah. jadi penghapusan ini adalah jalan yang benar. kalau mau internasional, internasional sekalian. jangan tanggung-tanggung. kembali ke pertanyaan saya, mengapa jarang ada praktek? mungkin di kurikulum 13 ini sedang dicanangkn hal tsb, namun mungkin sosialisasi terhadap guru yang bersangkutan kurang efektif buktinya masih ada guru yang mengajar dengan cara lama yaitu hafalan, teori. dan believe me, it's a totally boring and starving time. tapi kembali ke no.1. waktu belajar dan materi pembelajaran yang terlalu banyak mendorong guru untuk segera menuntaskan materi dan mendorong murid untuk segera menguasai materi. padahal otak tidak bisa diforsir dengan cara seperti itu. bisa dibilang kita meningkatkan kuantitas bukan kualitas. seluruh pelajaran dipelajari mendalam. mengapa tidak yang meminati saja yang memperdalaminya? jadi siswa yang lain yang tidak berminat bisa memperdalam pelajaran yang disukainya. jadi tidak semua siswa dituntut untuk menuntaskan semua pelajaran dengan nilai yang tinggi melewati target yang telah ditentukan.

4. Mengapa Harus Ada sistem Ujian Nasional?

          mereka bilang Ujian Nasional alat mengukur kecerdasan. apa kecerdasan dapat diukur dengan angka? bagaimana mereka yang kurang cerdas di bidang UN tetapi cerdas dibidang lain? apakah kontrbusi UN sangat besar dalam kelangsungan hidup seseorang? mengapa UN masih menjadi acuan kelulusan? apakah sekolah hanya untuk UN? kalau seperti itu tidak usah sekolah, bimbel saja. sudah cukup kan? kalau sekolah hanya ditentukan dalam 3-4 hari, apa gunanya kita sekolah selama 3 tahun?  apa nilai UN berpengaruh dalam melamar pekerjaan? ini benar-benar disaster menurut saya. saya heran mengapa masih ada UN. Lihat negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, mereka tidak menggunakan UN mereka sebagai acuan kelulusan. UN disana, atau SAT (USA), dan GCSE (Inggris), setara dengan ujian-ujian sekolah lainnya. kelulusan UN hanya membuat rating sekolah dipandang baik, melalui nilai-nilai yang tertera. lalu dibuatlah passing grade. dalam hal ini siapa yang diuntungkan? percetakan? lagipula UN membutuhkan kertas, kertas berasal dari pohon. therefore, UN supports global warming. bayangkan berapa banyak kertas yang dibutuhkan, berapa banyak pensil dan penghapus yang dibutuhkan, berapa banyak pohon yang ditebang (hehe). image UN yang menakutkan membuat down murid-murid sehingga merasakan ada dibawah tekanan, entah takut tidak lulus atau takut mendapat nem yang kecil. lalu munculah pandangan kalau anak yang pintar adalah yang mendapat nem tinggi. tidakkah mereka berfikir kalau un hanyalah 4-5 pelajaran. masih terdapat banyak kecerdasan-kecerdasan diluar sana yang tidak masuk dalam UN. bahkan di Finlandia, siswa memiliki hak otonom untuk menentukan sendiri jadwal ujian pelajaran yang ia sukai. namun bukan berarti kita dapat enaknya saja, murid-murid finlandia adalah murid yang melek pendidikan, mereka sangat menghormati pendidikan, mereka telah dididik untuk mandiri dalam belajar. dan mindset mereka pun berbeda dengan orang Indonesia. maka jika mau seperti mereka, mindset kita harus diubah terlebih dahulu. disinilah mungkin yang sedang dicanangkan pemerintah dalam kurikulum 2013. namun bedanya, di Indonesia jam belajarnya sangat membebani, masih adanya UN, masih adanya PR dan tugas yang sangat banyak, dan semua siswa dituntut harus bisa selurug mata pelajaran, dan masih ada sistem stratiikasi sekolah seperti sekolah favorit unggulan dsb.

5.  Mengapa masih ada tawuran pelajar dan cabe-cabean di pinggir jalan? (T.T)
       
           masalah tawuran pelajar makin banyak terjadi belakangan ini. sebagai pelajar saya merasa bingung dan prihatin, mengapa sempat-sempatnya mereka berantem? apa mereka lupa ulangan besok? apa mereka gak ada tugas kelompok? mereka bergerombol gitu kenapa gak bikin teatrical drama saja jadi tugas seni budaya? udah kompak udah berekspresi, punya properti, kurang apalagi? untuk kalian yang suka tawuran, ini ada beberapa pesan :

1. pikirin orang tua lo semua, udah capek-capek biayain sekolah buat lo belajar bukan buat ngebacok orang. kalo orang tua lo kaya, reputasinya baik, ternyata tiba-tiba nama lo muncul di berita sebagai pembunuh si ini si itu, dan di liat oleh partner2 bisnis keluarga lo, secara sengaja lo udah jadi penghancur 2 keluarga besar. lo, dan korban. kalo orang tua lo orang gak punya, da mereka banting tulang cuma demi masa depan lo yang lebih cerah dari mereka. udah lo cuma harapan satu-satunya, tapi lo salahgunain fatal dengan berlaku kayak manusia gak berpendidikan yang hanya mementingkan pencitraan sampah yang ingin diakui oleh musuh. waktu muda lo sia-sia, bro. inget, real man using brain. ya kecuali lo banci ya yang niru cewek kalo beratem jambak2an.

2. kalo mau keren ya berkarya! kita muda cuma sekali. perbaikin moral lo, asah kemampuan lo mumpung masih di usia produktif. atau mungkin lo mau ngerasain penyesalan, itu sih beda cerita. apasih motivasinya tawuran? karena dikatain dikit? apa karena rebutan cewek? mikir juga dong gan cewek mana sih yang mau sama lo lo pada kalo kayak gitu? kalo gara-gara dikatain dikit trus marah, yaelah kayak cewek aja lo sensitive nya. cewek aja berantemnya gak lebay gitu. berarti kesimpulan kali ini mereka yang tawuran adalah seorang banci yang lebih dari banci.

3. kenapa sih gak malu gitu udah bertingkah kayak binatang, nama baik sekolah jadi tercemar, nama orang tua jadi tercemar, diekspose media dll. kalo lo suka berantem kenapa gak ikut karate, pencak silat, taekwondo atau seni-seni beladiri yang lain. selain kalo lo lagi kesel lo bisa menumpahkannya disitu dengan cara yang sehat, udah gitu lo bisa berprestasi lewat situ. lo gak harus kejar-kejaran ama polisi, lo juga dideketin banyak cewek, pendidikan lo gak berantakan, keluarga lo bangga, masa muda lo indah, derajat lo naik, gak makan korban, gak bikin macet, bisa berguna untuk orang banyak, apa lo gak seneng kalo mencapai itu semua? gue yakin seseneng-senengnya org tawuran tetep aja gak ada "bahagia"nya.

buat kalian-kalian yang suka nongkrong gak jelas, trek-trekan dijalan, gue ada beberapa pesan :

1. plis banget gue tau biaya kalian untuk modif-modif motor itu gak sedikit. belum lagi ditambah biaya kalian nge cet rambut, beli rokok dsb. daripada kalian buang-buang uang dan waktu untuk sekedar mejeng dan nge trek mending kerjain tugas deh dirumah, udah gratis bikin pinter lagi (?) untuk yang suka mejeng, percaya deh kalo lo bener-bener mutiara, lo gaperlu cari penggemar. mereka yang akan berusaha buat nemuin lo. daripada kayak barang obral mending ngumpet kayak mutiara, yah?

2. mungkin kalian gak nyadar kalo kelakuan kalian di jalan tuh bikin risih yang liat. jadi saran gue daripada lo doing nothing disitu mending sekalian bersihin aja, masih banyak tuh sampah-samppah visual di pinggir jalan, lo copot-copotin deh, nah dengan demikian aktifitas lo menjadi berguna :D

3. gue bingung, kenapa kalian masih punya waktu buat nongkrong-nongkrong kayak gitu ya? gue tau kok kalian pasti umurnya gak jauh beda sama gue. daripada lo nongkrong2 gak ada tujuan, mending bikin komunitas motor kek apa kek yang positiv dan berguna untuk masyarakat daripada diem duduk doang di motor gak ada kerjaan. mending sambil ngerjain PR gitu. mending lo cari kesibukan yang masih sesuai dengan passion lo, misalkan lo suka modif2 motor, nah lo punya waktu luang, mending lo ngelamar kerja di bengkel buat nambah-nambah uang jajan biar gak nyusahin enyak(?)

hahahaha sorry gue mulai gak jelas.

oiya.........

sekedar info tentang pendidikan di Finlandia yang merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia :

  • Finlandia tidak menerapkan sistem stratifikasi sekolah, tidak ada istilah sekolah favorit atau pun sekolah rakyat. Semua sekolah di negara ini adalah sama, namun yang menjadi pembeda adalah opsi pelajaran bahasa dan olah raga. Sehingga setiap orang di sana menentukan pilihan sekolahnya bukan berdasarkan cluster sekolah terfavorit atau termahal, tetapi berdasarkan jenis bahasa dan olah raga yang ingin ia pelajari. Hampir semua sekolah merupakan milik pemerintah. Pemerintah tidak membeda-bedakan antar sekolah, karena setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang sama mapan.
  • Finlandia menerapkan konsep testless dalam kegiatan pembelajaran. Artinya, siswa tidak terlalu banyak dibebani oleh tes atau ujian, bahkan tidak ada UTS, UAS, atau ujian nasional seperti yang dilakukan di Indonesia. Siswa menempuh tes hanya ketika ia akan memasuki perguruan tinggi saja. Ujian tidak banyak dilakukan karena ujian adalah alat evaluasi yang sifatnya mengukur kemampuan secara generik dan tidak mampu melihat kecerdasan setiap siswa secara spesifik–karena setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan berbeda-beda. Guru di finlandia hanya berfokus pada upaya-upaya untuk mengoptimalkan kecerdasan siswa melalui bimbingan aktivitas pembelajaran di kelas.

  • Kualifikasi guru S2 (Master) dan sudah mengikuti pelatihan keguruan berdasarkan waktu yang telah ditetapkan. Dengan adanya standardisasi pendidikan yang tinggi bagi guru-guru di Finlandia, maka pengelolaan pendidikan akan semakin baik, karena guru adalah subjek yang paling berpengaruh di dalam kelas–sekalipun ketika menerapkan metode student centered.

  • Kurikulum bersifat fleksibel. Artinya, kurikulum didesain dan diserahkan kewenangannya pada pemerintah daerah berlandaskan budaya dan kearifan lokal–karena potensi dan karakteristik setiap daerah tidaklah sama. Sehingga masing-masing daerah dapat mengoptimalkan setiap potensinya.

  • Pendidikan di Finlandia tidak menerapkan sistem ranking. Karena pendidikan diciptakan sebagai alat untuk bekerja sama, bukan sebagai alat untuk bersaing dan berkompetisi. Sistem ranking dianggap dapat melumpuhkan motivasi siswa untuk belajar.

mengapa kita mencontoh mereka suatu saat nanti? 

sumber :

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS